Antara Unta, Sapi, dan Kambing: Mana Hewan Kurban Terbaik?

Antara Unta, Sapi, dan Kambing: Mana Hewan Kurban Terbaik?

Menjelang Hari Raya Iduladha, suasana persiapan ibadah kurban mulai terasa di berbagai penjuru dunia Islam. Di tengah hiruk-pikuk pasar hewan dan gemuruh takbir yang sebentar lagi menggema, muncul satu pertanyaan klasik yang selalu mengemuka setiap tahunnya: di antara unta, sapi, dan kambing, manakah yang dianggap hewan kurban terbaik dari Perspektif Islam?

Hewan Kurban Terbaik dari Perspektif Islam

Pertanyaan ini bukan sekadar wacana teknis. Ia menyentuh aspek spiritualitas, simbolisme, dan bahkan kemampuan ekonomi umat. Di banyak tempat, diskusi ini mengalir di antara jamaah masjid, obrolan keluarga, atau kajian keislaman. Jawaban atasnya pun ternyata tidak tunggal. Ada perbedaan pendapat yang mewarnai pandangan para ulama dari berbagai mazhab.

Unta: Lambang Pengorbanan Terbesar

Antara Unta, Sapi, dan Kambing: Mana Hewan Kurban Terbaik?

Bagi sebagian besar ulama dari kalangan Hanafiyah, Syafi’iyah, Hanabilah, hingga Ibnu Hazm, unta menempati posisi tertinggi dalam hierarki keutamaan hewan kurban. Mengapa demikian?

Pertama-tama, ukuran fisik unta jauh melampaui dua jenis hewan lainnya. Bobotnya yang besar membuat jumlah daging yang dihasilkan lebih melimpah, memungkinkan distribusi yang lebih luas kepada mereka yang membutuhkan. Di tengah semangat berbagi yang menjadi inti ibadah kurban, ini menjadi nilai tambah tersendiri.

Kedua, harga unta yang relatif mahal mencerminkan kadar pengorbanan yang tinggi. Kurban bukan sekadar menyembelih hewan, tetapi juga simbol ketulusan hati dalam memberikan sesuatu yang berharga kepada Allah. Maka, berkurban dengan unta dinilai sebagai bentuk ketakwaan yang lebih besar.

Ketiga, ada simbolisme istimewa yang melekat pada unta dalam beberapa riwayat hadis. Salah satu hadis menyebutkan bahwa orang yang lebih awal datang ke masjid di hari Jumat seakan-akan berkurban dengan unta. Ini bukan sekadar perbandingan, tetapi juga bentuk pengakuan atas posisi mulia hewan tersebut dalam ajaran Islam.

Kambing: Pilihan Nabawi yang Bersahaja

Antara Unta, Sapi, dan Kambing: Mana Hewan Kurban Terbaik?

Namun, pandangan berbeda datang dari mazhab Maliki. Di kalangan ulama mazhab ini, kambing justru dipandang sebagai hewan kurban paling utama. Dasarnya bukan pada aspek kuantitatif seperti jumlah daging atau nilai ekonomis, tetapi pada teladan langsung dari Rasulullah SAW.

Dalam riwayat yang dibawakan oleh Anas bin Malik, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW lebih sering berkurban dengan kambing atau domba. Pilihan ini tentu bukan tanpa alasan. Bisa jadi karena sifat kambing yang lebih mudah diperoleh masyarakat kala itu, atau karena pesan spiritual yang ingin disampaikan: bahwa keikhlasan lebih penting daripada kemegahan.

Kambing juga memiliki keunikan tersendiri dalam konteks ibadah kurban. Ia lebih personal—diperuntukkan satu orang—dan proses pemeliharaannya relatif lebih sederhana. Bagi sebagian orang, berkurban dengan kambing menghadirkan kedekatan emosional dan spiritual yang lebih dalam.

Sapi: Jalan Tengah yang Populer

Antara Unta, Sapi, dan Kambing: Mana Hewan Kurban Terbaik?

Di antara unta dan kambing, sapi menjadi pilihan menengah yang sangat populer, terutama di Indonesia. Hewan ini dapat dikurbankan atas nama tujuh orang, menjadikannya solusi kolektif yang ekonomis namun tetap bernilai ibadah.

Pandangan mayoritas ulama menempatkan sapi di posisi kedua setelah unta, dan sebelum kambing. Sapi memiliki ukuran yang besar, namun tetap lebih terjangkau daripada unta. Ia juga mudah ditemukan di berbagai daerah dan menjadi pilihan favorit banyak umat Islam dalam pelaksanaan kurban berjamaah.

Tidak Ada yang Mutlak, Niat Tetap yang Utama

Perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hewan kurban terbaik menunjukkan bahwa Islam memberikan ruang kelonggaran bagi umatnya. Tidak ada satu jawaban pasti yang harus diikuti secara mutlak. Setiap mazhab memiliki dasar argumentatif dan historis yang dapat diterima.

Hal paling penting adalah memastikan bahwa hewan kurban tersebut memenuhi kriteria sah secara syariat. Misalnya, unta harus berusia minimal lima tahun, sapi dua tahun, dan kambing satu tahun. Di samping itu, hewan harus sehat, tidak cacat, dan layak disembelih sesuai ketentuan fikih.

Pada akhirnya, keutamaan hewan kurban tidak hanya diukur dari jenis hewannya, tetapi dari hati yang ikhlas, niat yang murni, serta kepedulian terhadap sesama. Kurban adalah pelajaran tentang pengorbanan dan solidaritas, tentang menyisihkan sebagian yang kita miliki untuk mereka yang kurang beruntung.

Sebagaimana Ibrahim AS yang rela mengorbankan putranya atas perintah Ilahi, demikian pula setiap Muslim belajar untuk merelakan sesuatu yang dicintainya demi meraih ridha Allah. Maka, tak peduli apakah yang dikurbankan unta, sapi, atau kambing—semuanya bermakna jika dilakukan dengan ketulusan dan kepatuhan.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *